Rabu, 15 Maret 2017

TUGAS REVEW JURNL PENERAPAN E-BISNIS
MATA KULIAH E-BUSSINESS


Nama : Edi Santoso
Nim : 4114045

Fakultas teknik Prodi Sistem Informasi
UNIPDU JOMBANG
2017


Judul : 
ANALISIS PENERAPAN E-BUSINESS STUDI KASUS PADA PT. SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY (SMART), Tbk 

Download : 
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiklsH519jSAhUDkJQKHR6kCSQQFggoMAE&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2Fpenelitian%2FDiana%2520Rahmawati%2C%2520M.Si.%2FANALISIS%2520PENERAPAN%2520E-BUSINESS%2520PT%2520SINAR%2520MAS%2520AGRO%2520RESOURCES%2520AND%2520TECHNOLOGY%2520SMART%2520TBK.pdf&usg=AFQjCNEPNoB1Zdd0VXXN6HZdkULfuVZtgg&sig2=h-JM7zINdXApAwfJNueG6A&bvm=bv.149397726,d.c2I

Halaman : 
12 halaman

Penulis : 
Puspa Rani dan Diana Rahmawati

Reviewer : 
Edi Santoso

Abstrak : 
didalam paper tersebut, penulis menjabarkan abstrak penelitian sebagai berikut : " E-bisnis dapat diartikan sebagai pemanfaatan teknologi jaringan dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk meningkatkan proses bisnisnya. Penerapan e-bisnis pada suatu unit usaha dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian. Pada satu sisi pemanfatan teknologi informasi untuk bisnis memberikan keuntungan dalam hal peningkatan penjualan, memperluas pemasaran dan promosi serta meningkatkan efisiensi, tetapi disisi lain penerapan e-bisnis cenderung mengakibatkan kerugian karena biaya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi tersebut sangat tinggi sehingga pihak manajemen harus mempertimbangkan cost dan benefit dari pemanfaatan tersebut. Artikel ini mencoba untuk melakukan analisis terhadap penerapan e-bisnis PT. Sinar Mas Argo Resources and Technology (SMART), Tbk. Perusahaan ini merupakan perusahaan manufaktur yang telah menerapkan teknologi informasi (e-bisnis) dalam kegiatan bisnis perusahaannya.
Hasil analisis terhadap penerapan e bisnis pada PT. SMART, Tbk adalah bahwa penerapan tersebut memberi banyak keuntungan baik bagi pihak luar maupun bagi perusahaan itu sendiri. Pihak luar dari kalangan investor dapat memperoleh informasi tentang laporan keuangan dan pengumuman deviden melalui item for investor. Bagi para konsumen, informasi mengenai produk dapat diperoleh melalui item for consumer. Selain itu, para pencari kerja juga dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan di perusahaan melalui item for job seeker. Hal tersebut diatas dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Keuntungan yang dapat diraih tidak hanya sebatas keuntungan finansial, tapi juga keuntungan nonfinansial. Namun sayangnya, keuntungan financial yang tercermin dari laporan keuangan tidak dapat diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan dalam laporan keuangan yang dapat diamati, baik akun biaya maupun laba usaha kurang terperinci. Hal ini mengakibatkan tidak diketahui secara pasti berapa besar rupiah yang digunakan sebagai biaya promosi dan lain-lain serta keuntungan yang diperoleh dari usaha e-bisnis itu sendiri ".

Latar Belakang :  
E-bisnis (Electronic Business, atau "E-business") dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunaka sistem informasi komputer (Wikipedia Indonesia). Definisi lain mengatakan e-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan pembelian, penjualan, pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi antar rekan bisnis. Istilah e-business pertama kali digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun 1997. (SearchCIO.com). Dengan demikian, e-bisnis dapat diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.

Penerapan e-bisnis pada suatu unit usaha sebenarnya dapat menimbulkankeuntungan atau kerugian bagi unit usaha yang dimaksud. Terkadang permasalahan inimenjadi dilema yang harus diselesaikan oleh manajemen. Pada satu sisi, teknologi iniakan sangat menguntungkan penjualan. Promosi dapat dilakukan secara meluas. Sampaipada efesiensi tenaga kerja, secara tidak langsung. Namun, bagi beberapa unit usaha,penerapan e-bisnis cenderung akan mengakibatkan kerugian. Hal ini dikarenakan biayayang dibutuhkan untuk mengoperasikan teknologi ini sangat tinggi. Bahkan bisa lebihtinggi daripada keuntungan yang diperoleh dari penerapan e-bisnis itu sendiri. Sehinggahal ini tidak memenuhi teori cost and benefit. Di mana benefit yang seharusnya diperoleh lebih besar daripada cost yang dikeluarkan.

Profil Perusahaan :
PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology(SMART), Tbk adalah sebuah perusahaan agribisnisdengan komoditi utama berupa kelapa sawit yangberkantor pusat di jalan M. H. Thamrin No. 51 Kav. 22,Jakarta 10350, dengan presiden direktur MuktarWidjaja. Perusahaan ini dapat dihubungi pada nomer berikut : Phone : 021 318 1388(hunting system) - Fax : 021 318 1389, Email investor@smart-tbk.com. PT. SMART,Tbk merupakan bagian dari Golden Agri-Resources Limited (GAR), perusahaankomoditi kelapa sawit terbesar di dunia yang berada di Singapore. PT. SMART, Tbkpertama kali didirikan tahun 1962, pada saat itu bernama PT Maskapai PerkebunanSumcama Padang Halaban, kemudian baru pada tahun 1991 berganti nama menjadi PT.SMART Corporation. Pada tahun 1992, pihak manajemen mengambil kebijakan untukgo public dengan mendaftarkan sahamnya ke bursa saham Jakarta dan Surabaya.Dengan listingnya perusahaan ini di pasar bursa, nama perusahaan berubah menjadi PT.SMART, Tbk pada tahun 1999 berdasarkan peraturan pemerintah no. 26 tahun 1998. 

 ANALISIS PENERAPAN E- BISNIS
1. Penerapan E-Bisnis Pada PT. SMART, Tbk

Kegiatan e-bisnis dapat dilakukan dalam beberapa model, misalnya Business to Consumer (B2C), Business to Business (B2B), Business to Government (B2G), dan Business to Education (B2E). Sistem e-bisnis pada PT. SMART, Tbk yang akan dianalisis adalah e-bisnis model B2C. Dalam hal ini, perusahaan berusaha memberi kemudahan bagi konsumen untuk mengakses atau mengetahui tentang perusahaan yang dimaksud. Tidak hanya konsumen, namun juga pihak-pihak lain dapat memanfaatkan sistem ini, seperti investor, bahkan para pencari kerja.

PT. SMART, Tbk telah menyediakan situs/website tentang perusahaannya di internet yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja ( www.smart-tbk.com ). Penerapan situs ini terkait dengan citra perusahaan dan merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk lebih mengenalkan kepadakhalayak, baik produk maupun perusahan itu sendiri (salah satu bentuk e-bisnis dalam hal promosi).

Melalui situs tersebut, banyak informasi yang dapat diperoleh oleh khalayak. Berikut beberapa item yang dapat dimanfaatkan :
  1. Item for Investor. Dalam item ini, tersedia informasi mengenai laporan tahunan, hasil kuartalan, harga internasional, perkebunan dan produksi, informasi kepada shareholders, serta pengumuman-pengumuman terbaru.
  2. Item for Costumers. Item ini menyediakan ragam produk yang dapat dikonsumsi oleh konsumen, berikut kelebihan-kelebihan dari produk tersebut. Sehingga para konsumen dapat mengetahui keunggulan produk-produk tersebut.
  3. Item for Job Seekers. Item ini memberikan informasi mengenai peluang-peluang untuk dapat bergabung dengan perusahaan ini. termasuk juga kriteria yang diperlukan untuk dapat bekerja di sana.
  4. Item Product Recipes. Perusahaan juga memanjakan konsumennya dengan memberikan beberapa resep masakan yang dapat dicoba oleh customer dengan menggunakan produk perusahaan.

2. Analisis Penerapan E Bisnis PT. SMART, Tbk
Penjabaran mengenai analisis penerapan e-bisnis ini akan dilakukan secara deskriptif-induktif. Penulis akan menganalisis mulai dari bagian terkecil, kemudian men-generalisasi hasil analisis yang diperoleh. Analisis diawali dari manfaat yang diperoleh dengan adanya situs atau website.

MANFAAT

a. Lebih dikenalnya perusahaan ini di kalangan masyarakat yang akhirnya dapat memperluas pangsa pasar perusahaan (sarana promosi).
b. Adanya peningkatan citra perusahaan di mata pasar.
c. Terbukanya kesempatan untuk memperoleh investor lain, selain meningkatkan kepercayaan investor lama.
d. Timbulnya sikap kecintaan produk dan loyalitas dari konsumen, yang berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan akibat efek domino dari promosi yang dilakukan melalui website.
e. Perusahaan dapat menyampaikan berbagai informasi kepada semua pihak yang berkepentingan dengan cepat, tepat dan efisien.
f. Perusahaan memperoleh kemudahan dalam proses rekruitmen karyawan.

Kerugian

Kerugian:
a. Adanya penambahan biaya operasional untuk menjalankan teknologi ini.
b. Dapat terjadi missed-communication antara manajemen perusahaan dan investor akibat kurangnya hubungan secara langsung.
c. Jika terjadi kesalahan yang telah dimuat di media ini, akan sulit untuk memperbaikinya, karena hal ini dengan sangat cepat tersebar kepada setiap pembaca.
d. Perusahaan mau tidak mau harus membuka semua informasi melalui media ini. Dengan demikian, perusahaan tidak dapat menutup-nutupi keadaan bahkan yang kurang baik dalam diri perusahaan. Hal ini akan memberi sinyal negatif bagi investor atau pihak lain.

KESIMPULAN

Bagi perusahaan besar, seperti PT. SMART, Tbk dan lainnya, menerapkan teknologi informasi jaringan dan komunikasi akan sangat memberikan dampak positif. Namun, bagi perusahan menengah, terlebih bagi perusahaan kecil, penerapan teknologi mutakhir seperti ini cenderung akan mengakibatkan kerugian financial yang cukup besar. Hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan dan operasional teknologi ini sangat besar. Sedangkan hasil yang diperoleh belum tentu dapat menutupi biaya tersebut, apalagi diharapkan dapat memberikan laba bagi perusahaan. Adalah penting untuk menjalin dan menjaga hubungan dengan pihak eksternal dalam kerangka proses bisnis perusahaan. 

Hubungan yang terbina dengan baik antara perusahaan dan relasi-relasinya, pada akhirnya akan dapat meningkatkan nilai perusahaan (value of firm) melalui baiknya value chain perusahaan tersebut. Terdapat berbagai macam sarana yang dapat digunakan untuk membina hubungan ini, seperti event perusahaan, media cetak, media elektronik, dll. PT. SMART, Tbk memilih sarana internet (wibesite) untuk menghubungkan pihak perusahaan dengan pihak luar seperti konsumen, maupun shareholder.

Dengan kata lain, PT. SMART, Tbk telah menerapkan sistem e-bisnis (B2C) untuk memperlancar proses bisnisnya. Website yang diluncurkan oleh PT. SMART, Tbk memberi banyak keuntungan baik bagi pihak luar maupun bagi perusahaan itu sendiri. Pihak luar dari kalangan investor dapat memperoleh informasi tentang laporan keuangan dan pengumuman deviden melalui item for investor. Bagi para konsumen, informasi mengenai produk dapat diperoleh melalui item for consumer. Selain itu, para pencari kerja juga dapat memperoleh informasi mengenai lowongan pekerjaan di perusahaan melalui item for job seeker. Penerapan e-bisnis pada PT. SMART, Tbk dapat dikatakan sangat baik. Karena hal ini dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. 

Keuntungan yang dapat diraih tidak hanya sebatas keuntungan finansial, tapi juga keuntungan nonfinansial. Namun sayangnya, keuntungan financial yang tercermin dari laporan 59 keuangan tidak dapat diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan dalam laporan keuangan yang dapat diamati, baik akun biaya maupun laba usaha kurang terperinci. Hal ini mengakibatkan tidak diketahui secara pasti berapa besar rupiah yang digunakan sebagai biaya promosi dan lain-lain serta keuntungan yang diperoleh dari usaha e-bisnis itu sendiri.

sumber : http://g-gautama23.blogspot.co.id/2014/10/review-jurnal-penerapan-e-business-pada.html



Senin, 23 Januari 2017

LAPORAN ANALISIS PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKSI PT.TELKOM

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sistem Informai Eksekutif






Di susun oleh:
Edi Santoso                (4114045)



FAKULTAS TEKNIK
PRODI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG

2017

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT,  karena atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Semester Mata Kuliah  Sistem Informasi Eksekutif ini. Maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Sistem Informasi Eksekutif Jurusan Sistem Informasi di Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum Jombang.
Penulis merasa bahwa dalam menyusun laporan ini masih menemui beberapa kesulitan dan hambatan, disamping itu juga menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan lainnya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang membantu dalam membuat laporan ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan ini dan semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


Nganjuk, 20 Januari 2017

Penulis
EDI SANTOSO

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah...........................................................................................................3
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................................3
1.5 Metodologi Penelitian...................................................................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan............................................................................................................5
2.2 Services................................................................................................................................5
2.3 Visi dan Misi......................................................................................................................6
2.4 Struktur Organisasi........................................................................................................6
BAB III  PEMBAHASAN
3.1 Penerapan Teknologi Informasi...............................................................................7
3.2 Penggunaan Aplikasi MyIndihome.......................................................................15
3.3 Panduan Penggunaan Aplikasi My Indihome...................................................16
3.3.1 Panduan Registrasi Indihome....................................................................16
3.3.2 Panduan Lapor Gangguan............................................................................23
3.3.3 Panduan Cek Tagihan.....................................................................................24
3.3.4 Info Dan Bonus Pemakaian .........................................................................25
3.3.5 Panduan Point Reward..................................................................................25
3.3.6 Info Layanan Tambahan...............................................................................26
3.4 Pendekatan Teknologi Informasi..........................................................................27
3.5 Peranan Teknologi Informasi..................................................................................28
3.6 Peranan CIO Dalam Perusahaan ...........................................................................31

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Menurut O’Brien (2005) sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang–orang yang menggunakan sistem informasi zaman sekarang bertujuan melakukan komunikasi dengan menggunakan berbagai jenis dari perangkat keras, perintah proses informasi dan prosedur perangkat lunak, jaringan komunikasi, serta data yang disimpan. Salah satu karakteristik dari sistem informasi adalah perbedaan komponen–komponen yang bergantung pada setiap data dan proses mengolahnya.
Sistem informasi juga merupakan suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Perusahaan bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data). Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi memberikan peran yang sangat penting dalam dunia bisnis sehingga seringkali orang menggunakan keunggulan sistem informasi yang ia gunakan sebagai kunci strategi bisnis.
Informasi di dalam sebuah perusahaan sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Salah satu perusahaan yang menggunakan jaringan sistem informasi terintegrasi untuk mempermudah jalannya bisnis perusahaan adalah PT Telkom. Sistem informasi pada perusahaan ini dibuat sebagai wadah aliran informasi untuk ditransfer dari suatu divisi ke divisi lain yang berkaitan. Dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin pesat dan semakin ketatnya persaingan di dunia telekomunikasi, oleh karena itu PT. Telkom dituntut untuk semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya agar dapat menjadi perusahaan telekomunikasi terbaik di Indonesia bahkan dunia, tidak hanya itu saja PT Telkom juga menyadari bahwa terdapat perananan penting sumber daya manusia (SDM) dalam membantu perusahaan untuk mencapai sasaran utama, dan dalam pelaksanaannya harus mempertimbangkan kepentingan sosial, fungsional dan karyawan.
Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah mendeklarasikan pengelolaan pegawainya dengan sebutan human capital management adalah PT Telkom. Perusahaan tersebut saat ini telah melakukan transformasi dari human resources management ke human capital management melalui peningkatan kapabilitas dan membangun komitmen karyawannya.Perusahaan tersebut juga melakukan program shifting competencies terhadap karyawannya dari bisnis telekomunikasi ke bisnis new wave. Transformasi tersebut dilakukan dengan tujuan human caiptal department dapat menjalankan misinya sebagai mitra strategis dalam mendukung strategi bisnis perusahaan sehingga perannya tidak hanya sebagai pendukung atau enabler namun lebih dari itu menjadi performance driver atau creating (Sumardi,2013).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk menambah wawasan dalam mengetahui bagaimana peran Sistem Informasi terhadap Pt.telkom dan memenuhi tugas mata kuliah sistem informasi eksekutif fakultas teknik - UNIPDU.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami peranan teknologi informasi pada pt.telkom.
2. Memahami peranan teknologi informasi dalam manajemen strategic.
3. Memahami pentingnya devisi IT dalam proses bisnis.
4. Memhami pentinya peran CIO  dalam perusahaan.
1.4 Batasan Masalah
Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah, maka perlu ditentukan batasan yaitu pembahasan dalam penelitian ini adalah tentang aplikasi My Indihome. Disini hanya dijelasakan tentang penggunan aplikasi My Indihome.

1.5 Metodologi Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah :
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Metode Studi Lapangan (Field Research),
Metode pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Library Research
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan cara membaca
literatur-literatur yang berhubungan tentang buku/artikel birokrasi
pemerintahan dan kepegawaian, buku/artikel tentang ilmu pemerintahan serta dokumen-dokumen yang ada relavansinya dengan
topik yang dibahas dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari
kepustakaan ini merupakan data sekunder.
2. Interview
Pada tahap ini dilakukan proses tanya jawab dengan pihak internal
instansi dalam mengumpulkan data dan informasi mengenai kebutuhansistem, selain itu dengan orang yang akan bertindak sebagai adminyang akan mempergunakan sistem.
3. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung terhadap objek
yang diteliti yaitu data, baik berasal dari dokumen-dokumen yang
terpakai maupun dari hasil wawancara yang dilakukan dengan para
pegawai atau pimpinan yang berwenang.
1.5.2 Metode Analisis Sistem Informasi
Analisis sistem merupakan suatu tahap pemahaman proses yang bertujuan
untuk mengetahui proses apa saja yang terlibat dalam sistem dan
berhubungan satu proses dengan proses lainnya. Dari pemahaman proses
tersebut maka dapat dilakukan suatu evaluasi dan usulan terhadap sistem
yang ada, untuk dikembangkan lebih lanjut.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan
Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.

Gambar 1. Gambar logo telkom
2.2 Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional.
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di sektor-sektor selain telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business. Untuk meningkatkan business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment & Service). Untuk menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel).
2.3 Visi dan Misi
Visi  ”Be The King of Digital in The Region” dan Misi “Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization”

2.4 Struktur Organisasi

Gambar 2. Struktur organisasi pt.telkom
Sumber : http://telkom



BAB III
 PEMBAHASAN


3.1 Penerapan Teknologi Informasi
Teknologi informasi mempunyai kontribusi yang cukup berpengaruh terhadap keberhasilan suatu bisnis. Peningkatan pencapaian dan produktivitas perusahaan akan lebih optimal jika perusahaan dapat mengontrol dan melakukan inovasi pada proses bisnisnya. Jika dilihat berdasarkan teorinya, teknologi informasi mempunyai peranan penting bagi perusahaan dalam melakukan inovasi. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan tidak hanya dapat mengontrol dan melakukan inovasi, bahkan dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam mengukur, bereksperimen, berbagi dan mereplikasi informasi pada proses bisnisnya dalam jangka panjang.
Seperti pada penggunaan teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan perbankan, mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi produktivitasnya, terutama dalam meningkatkan pelayanan. ATM 24 jam yang tersedia, memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi atau mengambil uang kapanpun dan dimanapun tanpa harus datang langsung dan menunggu antrian di bank.
Perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola dengan menggunakan sistem konseptual. Sistem perusahaan merupakan sistem lingkaran tertutup dalam arti dikendalikan oleh manajemen, menggunakan umpan balik untuk mengawasi pelaksanaan agar dapat mencapai suatu tujuan. Perusahaan juga merupakan suatu sistem terbuka, dalam arti berhubungan dengan lingkunganya. Sebuah perusahaan mengambil sumber daya dari lingkungannya, mengubah sumber daya tersebut menjadi barang dan jasa, dan mengembalikan sumber daya yang telah diubah kepada lingkungannya. Lingkungan merupakan alasan utama keberadaan perusahaan. Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) muncul karena manajer tidak puas hanya menghitung apa yang telah terjadi dalam bisnis, mereka ingin mengendalikan operasi dan merencanakan masa depan. Kebutuhan ini memerlukan data akuntansi untuk menciptakan informasi yang diperlukan. Laporan menyampaikan informasi dan model matematika dikembangkan untuk memperkirakan permintaan produk, mengoptimalkan penggunaan sumber daya manufakatur, serta menyampaikan produk kekonsumen. Walau istilah sistem informasi manajemen tetap, sekarang perannya lebih dari sekedar mengoptimalkan operasi. Istilah SIM terutama digunakan untuk menjelaskan sistem informasi yang membantu para manajer dalam melaksanakan aktivitas mereka dibandingkan dengan sistem informasi yang sekedar menjelaskan apa yang telah terjadi. Perusahaan yang aktivitas operasionalnya masih manual ketika mencoba menggunakan suatu teknologi komputer untuk pemrosesan data, maka masalah pertama yang dihadapi adalah besarnya pembiayaan yang harus dikeluarkan. Pembiayaan ini dapat berupa biaya pembelian  hardware, pembangunan sistem, dan penyiapan infrastruktur, baik sumber daya manusia maupun teknis. Sementara perusahaan yang sudah memiliki sistem pemrosesan data terkomputerisasi, ketika melakukan pengembangan sistem informasi akan menghadapi masalah pada aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik meliputi biaya pengembangan,  up grading hardwaredan penciptaan infrastruktur tertentu, sedangkan aspek non-fisik meliputi tingkat penerimaan user, dukungan manajemen dan kualitas sistem informasi.
Penerapan sistem informasi di suatu perusahaan merupakan salah satu cara dalam memenangkan persaingan yang semakin ketat dan menjadikan informasi sebagai sumberdaya yang harus dikelola dengan tepat, sehingga tercipta suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi penentu pengambilan keputusan bisnis yang tepat. Penerapan sistem informasi baru juga akan mengalami masalah yang jika tidak diselesaikan akan menimbulkan inefisiensi dan inefektivitas dalam pemberdayaan sumber daya potensial. Oleh karena itu, sebelum melakukan upaya pengembangan dan implementasi, harus dilakukan proses konsiderasi secara multidimensi terhadap berbagai variabel yang mungkin berpengaruh terhadap kesuksesan suatu sistem baru.
Selama tahun 1990-an penerapan komputer yang konservatif mulai memberi jalan bagi kemunculan kembali minat untuk menerapkan komputer diorganisasi secara keseluruhan. Penjual perangkat lunak yang ambisius mengembangkan dan mulai memasarkan paket–paket perangkat lunak standar yang bertujuan memenuhi kebutuhan hampir segala jenis organisasi. Sistem ini disebut dengan sistem informasi perusahaan, cukup berhasil dengan cepat sehingga perusahaan–perusahaan yang menggunakan komputer mempertimbangkan penerapannya. Seperti yang didefinisikan oleh para penjual perangkat lunak awal , sistem informasi perusahaan enterprise information system adalah suatu sistem berbasis komputer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi. Sedangkan istilah enterprise digunakan karena sistem ini mencakup seluruh set proses yang dilakukan oleh organisasi. Sistem tersebut mengakumulasi seluruh data transaksi akuntansi dari departemen /bagian manufaktur, pemasaran, keuangan dan sumberdaya manusia dari berbagai fungsi bisnis lain. Entis menjadi dasar area bisnis seperti sistem informasi manufaktur, pemasaran, keuangan dan sumberdaya manusia.
Informasi umum yang diperlukan manajer mengikuti pola yang mendasar pada sifat kegiatan pada suatu lapisan manajerial. Sebagian besar sistem informasi unruk manajer lapis terbawah didasarkan pada kegiatan operasi dan sistem informasilah yang memproses transaksi kegiatan di dalam organisasi, inilah yang dikenal dengan perancangan dari bawah ke atas (bottom-up design). Sistem pemrosesan transaksi dan sistem informasi lapis terbawah biasanya dikembangkan dengan cara saling berhubungan. Yang lebih penting bagi para manajer daripada pengetahuan tentang teknologi komputer adalah pengetahuan tentang sistem informasi yakni sistem yang diciptakan para analis dan manajer guna melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi.
Sistem informasi untuk manajemen puncak harus memiliki fokus eksternal dan berorientasi pada masa depan. Oleh sebab itu sistem informasi perencanaan harus dikaitkan dengan keperluan manajemen puncak artinya bahwa mereka harus dikembangkan lebih bebas (tidak berkaitan) dari sistem pemrosesan transaksi dan sistem pengendalian operasi. Syarat utama dari perancang sistem perencanaan pada manajerial puncak adalah pengetahuan tentang proses manajemen dan perencanaan pada lapis manajer senior dan memiliki pengetahuan tentang sistem informasi dan perancangannya.
Perancang sistem lapis terbawah harus memiliki ketrampilan teknis sistem informasi kuat dalam pengetahuan tentang kegiatan operasinya. Pada lapis manajemen madya perancangan sistem sangat dipengaruhi baik oleh sistem informasi puncak maupun sistem pengendalian dari bawah. Sistem informasi perencanaan yang dirancang untuk manajemen puncak harus dapat diperluas ke bawah guna memberikan uraian informasi perencanaan kepada lapis manajemen madya, yang lebih jauh diuraikan untuk memberikan informasi perencanaan yang diperlukan oleh manajer lapis terbawah. Sistem informasi lapis terbawah yang banyak berurusan dengan informasi internal tentang masa lalu dan masa kini, harus mampu memberikan ringkasan informasi untuk melayani keperluan manajemen dalam rangaka pengendalian kegiatan manajemen. Pada manajemen madya, informasi pengendalian kemudian lebih jauh diringkaskan untuk melayani keperluan informasi manajemen puncak guna pelaksanaan evaluasi keseluruhan dan peninjauan kembali atas kegiatan operasi. Pada lapis manajemen puncak, informasi dari luar sangat berharga bagi pelaksanaan evaluasi keseluruhan dan peninjuan kembali atas kegiatan operasi.


Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Sistem Informasi Pada Perusahaan.
O’Brien  dan Marakas (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu organisasi/perusahaan dalam menerapkan sistem informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukesan penerapan sistem informasi, antara lain adanya dukungan dari manajemen eksekutif, keterlibatan end user  (pemakai akhir), penggunaan kebutuhan perusahaan yang jelas, perencanaan yang matang, dan harapan perusahaan yang nyata. Sementara alasan kegagalan penerapan sistem informasi  antara lain karena kurangnya dukungan manajemen eksekutif dan input dari end-user, pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah, serta inkompetensi secara teknologi. Yang diuraikan sebagai berikut :
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen.
Persetujuan dari semua level manajemen terhadap suatu proyek sistem informasi membuat proyek tersebut akan dipersepsikan positif oleh pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. Dengan demikian, kurangnya komitmen eksekutif puncak untuk terlibat lebih jauh dalam proyek mengakibatkan penerapan sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia.
Keterlibatan eksekutif dalam pengembangan sistem informasi di perusahaan juga menentukan kesuksesan proses sosialisasi sistem informasi. Proses sosialisasi sistem informasi yang baru merupakan proses perubahan organisasional. Kebanyakan orang dalam organisasi akan bertahan, karena perubahan mengandung ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran mereka. Akan tetapi, proses perubahan organisasional ini diperlukan untuk manajemen perubahan selama proses sosialisasi sistem informasi baru. Beberapa resiko dan konsekuensi manajemen yang tidak tepat dalam pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut.
- Biaya yang berlebih-lebihan sehingga melampaui anggaran.
- Melampaui waktu yang telah diperkirakan.
- Kelemahan teknis yang berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan.
- Gagal dalam memperoleh manfaat yang diperkirakan.
2. Kurangnya keterlibatan atau input dari end user (pemakai akhir).
Sikap positif dari pengguna terhadap sistem informasi akan sangat mendukung berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Sikap positif  dalam bentuk dukungan dan kompetensi dari  user, serta hubungan yang baik     antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang menguntungkan  (favorable attitudes) dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan sistem  informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan  tingkat penggunaan yang tinggi (high levels of use) serta kepuasan   (satisfaction) terhadap sistem tersebut. Disamping itu, keterlibatan pengguna          dalam desain dan operasi sistem informasi memiliki beberapa hasil yang positif. Pertama, jika pengguna terlibat secara mendalam dalam desain sistem,  ia akan memiliki kesempatan untuk mengadopsi sistem menurut prioritas dan             kebutuhan bisnis, dan lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasil.   Kedua, pengguna cenderung untuk lebih bereaksi positif terhadap sistem karena mereka merupakan partisipan aktif dalam proses perubahan itu sendiri.        Kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi  terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering         dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer    (user-designer communication gap).
3. Tidak Memiliki Perencanaan Memadai.
Pengembangan dan penerapan sistem informasi yang tidak didukung dengan perencanaan yang matang tidak akan mampu menjembatani keinginan dan kepentingan berbagai pihak di perusahaan. Hal ini dikarenakan sistem yang     dijalankan tidak sesuai dengan arah dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan yang tidak memiliki kompetensi inti dalam bidang teknologi informasi sebaiknya menjadi tidak memaksakan untuk menjadi leader dalam investasi teknologi informasi.
Sebagian besar penyedia jasa teknologi informasi kurang sensitif  terhadap manajemen perusahaan, tetapi hanya fokus pada tools yang akan dikembangkan. Kelemahan inilah yang mengharuskan perusahaan untuk mengidentifikasi secara jelas kebutuhan dan spesifikasi sistem informasi yang akan diterapkan berikut manfaatnya terhadap perusahaan. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan             sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
4. Inkompetensi secara Teknologi
Kesuksesan pengembangan sistem informasi tidak hanya bergantung pada penggunaan alat atau teknologinya saja, tetapi juga manusia  sebagai perancang dan penggunanya. Bodnar dan Hopwood (1995)  dalam Murdaningsih (2009) berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi  tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional. Sekitar 30 persen kegagalan pengembangan sistem informasi baru diakibatkan kurangnya perhatian pada aspek organisasional. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). Sistem informasi harus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna. Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi kontraproduktif jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan.Pengembangan sistem informasi sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan perusahaan, sehingga keduanya harus relevan, serta perlu disiapkan dengan baik dan matang. Selain itu, perusahaan harus memiliki harapan yang nyata, yaitu yang ingin dicapai dan berusaha dalam meraihnya, sehingga efektivitas dari pengembangan atau penerapan sistem informasi dapat terjadi.
Tingkat- tingkat kemampuan pemakai akhir dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Pemakai akhir tingkat menu (Menu level end user)
Pada tingkat ini pemakai hanya mampu berkomunikasi dengan perangkat lunak jadi dengan menggunakan menu-menu yang ditampilkan oleg perangkat lunak berbasis Window dan mac.
2. Pemakai akhir tingkat perintah (command level end user)
Pada tingkat ini pemakai mampu menggunakan perangkat lunak jadi yang lebih sekedar memilih menu (dapat menggunakan bahasa perintah dari perangkat lunak untuk melaksanakan operasi aritmatika dan logika pada data)
3. Pemakai akhir (End user programmers)
Pada tingkat ini pemakai mampu menggunakan bahasa-bahasa pemograman.

3.2 Penggunaan Aplikasi MyIndihome
My IndiHome adalah aplikasi yang digunakan untuk registrasi IndiHome, aktivasi OTT TV, registrasi berbagai macam fitur tambahan, melaporkan gangguan layanan IndiHome, cek tagihan, cek point reward, info pemakaian, juga menyediakan layanan free music, free movie dan layanan menarik lainnya. My IndiHome, mudah, nyaman, dan pasti, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Keunggulan registrasi IndiHome melalui My IndiHome: 
  • Check Service Availability : men-cek ketersediaan jaringan IndiHome Fiber secara praktis dan pasti.
  • Self Registration : registrasi IndiHome mudah dan nyaman, dimana saja dan kapan saja.
  • Order Tracking : manajemen janji dengan teknisi secara pasti dan transparan.

Aplikasi My IndiHome dapat digunakan untuk melaporkan gangguan layanan IndiHome: 
  • Terintegrasi langsung dengan nomor IndiHome yang telah didaftarkan.
  • Progres penyelesaian gangguan dapat terpantau dengan mudah dan pasti. 

My IndiHome memiliki beragam fitur : 
  • Fitur pengecekan tagihan serta membayar tagihan.
  • Info bonus telepon dan pemakaian internet.
  • Layanan free music dan free movie
  • Poin Reward

3.3 Panduan Penggunaan Aplikasi My Indihome
3.3.1 Panduan registrasi indihome

 

3.3.2 panduan lapor gangguan

3.3.3 panduan cek tagihan



3.3.4 info dan bonus pemakaian

3.3.5 panduan point reward

3.3.6 info layanan tambahan



3.4 Pendekatan Teknologi Informasi
Pengukuran (Measurement)
Teknologi informasi dapat digunakan untuk mengukur apa yang perusahaan telah lakukan. Dimana informasi yang dihasilkan dapat digunakan oleh perusahaan agar dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang pelanggan, proses bisnis, kualitas produk, dan kelemahan-kelemahan dalam rantai pasokannya.
Uji Coba (Experimentation)
Keuntungan dari uji coba yang menggunakan teknologi informasi adalah perusahaan bisa mendapatkan sebuah hubungan sebab akibat (causality) yang tidak bisa ditemukan dengan hanya melakukan pengukuran dan observasi murni. Sehingga perusahaan dapat memiliki pengetahuan untuk segera ditindaklanjuti tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam bisnisnya dan melihat perbedaan-perbedaan dari inovasi yang telah dilakukannya.
Berbagi (Sharing)
Perusahaan kini tidak hanya dapat berbagi data, tapi juga berbagi wawasan. Inovasi dalam berbagi dibutuhkan oleh perusahaan agar lebih efektif dalam berbagi informasi. Internet dan teknologi informasi yang dirancang secara unik untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagi dapat memudahkan perusahaan, sehingga setiap orang tidak harus selalu bertatap muka dan menggunakan printer atau kertas secara berlebihan dalam berbagi informasi.
Replikasi (Replication)
Teknologi informasi akan membuatnya menjadi jauh lebih mudah untuk mereplikasi(measurement, experimentation, sharing), membantu perusahaan dalam menemukan dan berbagi, tapi kemudian teknologi informasi memungkinkan untuk mengambil, meningkatkan proses bisnis tersebut dan menyalinnya berkali-kali.

3.5 Peranan Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan Teknologi Informasi dan Sistem Informasi dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua, meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward and Peppard, 2002).

Sering ditemukan bahwa penerapan Teknologi Informasi kurang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan SI/TI yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapanTeknologi Informasi adalah dengan berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkanTeknologi Informasi sebagai bagian solusi (Earl, 1992).

Perencanaan strategis Teknologi Informasi mempelajari pengaruh Teknologi Informasiterhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis Teknologi Informasi juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategi Teknologi Informasidengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward & Peppard, 2002).

Beberapa karakteristik dari perencanaan strategis Teknologi Informasi antara lain adalah adanya misi utama : keunggulan strategis atau kompetitif dan kaitannya dengan strategi bisnis; adanya arahan dari eksekutif atau manajemen senior dan pengguna; serta pendekatan utama berupa inovasi pengguna dan kombinasi pengembangan bottom up dan analisa top down (Pant & Hsu, 1995).

Bagi beberapa perusahaan, sebuah strategi IT tidak selalu pada kasus yang formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi (IS) “Strategic”, arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan dapat dikerjakan dengan mudah.
Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif perusahaan dan manfaat penggunaan IT dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan sseperti ini IT memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan IT di lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara IT dan Strategi kompetitif perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki IT sama halnya dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan.
Strategi IT membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi IT dan perencanaan IT. Strategi IT merupakan kumpulan prioritas yang menguasai pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan bentuk aturan framework untuk kegunaan IT dalam perusahaan, dan menjelaskan bagaimana seorang eksekutif senior pada perusahaan akan berhubungan pada infrastruktur IT. Perencanaan IT pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi IT.
Perencanaan Strategis Sistem Informasi diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan sistem informasi manajemen dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang teknologi informasi. Sebuah sistem informasi yang dibuat berdasarkan Perancangan Startegis Sistem Informasi yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari teknologi informasi untuk menentukan strategi perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis.
Strategi TI diperlukan untuk :
• Pengetahuan mengenai teknologi baru
• Dilibatkan dalam perencanaan taktis dan strategis
• Dibahas dalam diskusi perusahaan
• Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi
Dengan semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis, maka menuntut manajemen SI/TI untuk menghasilkan Sistem Informasi yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
SI/TI sebagai Enabler, Organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan sistem informasi diperlukan untuk mengelola teknologi dan sistem informasi dalam organisasi itu sendiri.
IT mendukung perusahaan/organisasi di level
• Strategik
Relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan
• Taktis
Diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju sukses
• Operasional
Proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja


3.6 Peranan CIO Dalam Perusahaan
Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan untuk kepala teknologi informasi dalam sebuah organisasi. CIO biasanya melaporkan ke salah satu kepala keuangan atau, dalam TI yang berpusat pada organisasi, untuk kepala eksekutif.
 
    Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan umum diberikan kepada orang di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan perusahaan. Sebagai teknologi informasi dan sistem menjadi lebih penting, CIO telah datang untuk dilihat di banyak organisasi sebagai kontributor kunci dalam merumuskan tujuan strategis. Biasanya, CIO dalam keputusan perusahaan besar delegasi teknis kepada karyawan lebih akrab dengan rincian. Biasanya, seorang CIO mengusulkan teknologi informasi suatu perusahaan perlu untuk mencapai tujuannya dan kemudian bekerja dalam anggaran untuk melaksanakan rencana tersebut. Biasanya, seorang CIO terlibat dengan menganalisis dan proses pengerjaan ulang bisnis yang ada, dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan alat-alat baru, dengan membentuk kembali infrastruktur fisik perusahaan dan akses jaringan, dan dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan. Banyak CIO menuju upaya perusahaan untuk mengintegrasikan Internet dan World Wide Web ke kedua strategi jangka panjang dan rencana segera bisnis.

    Keunggulan posisi CIO telah meningkat sangat sebagai teknologi informasi telah menjadi bagian yang lebih penting dari bisnis. CIO dapat menjadi anggota dari dewan eksekutif organisasi. Sementara pekerjaan CIO judul dimulai di Amerika Serikat, secara perlahan menggantikan Direktur TI sebagai judul TI eksekutif senior di Eropa dan Asia.

   Meskipun tidak ada kualifikasi khusus yang khas dari CIO pada umumnya, secara historis banyak CIO memiliki gelar dalam ilmu komputer, rekayasa perangkat lunak, atau sistem informasi. CIO semakin mendapatkan gelar MBA untuk memperkuat bisnis mereka keterampilan manajemen. Baru-baru kepemimpinan CIO 'kemampuan, ketajaman bisnis dan perspektif strategis telah mengambil diutamakan daripada keterampilan teknis. Sekarang sangat umum bagi CIO untuk diangkat dari sisi bisnis organisasi, terutama jika mereka memiliki keterampilan manajemen proyek.

   Peran CIO juga kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan Chief Technology Officer (CTO) peran, meskipun mereka mungkin sedikit berbeda. Ketika kedua posisi yang hadir dalam sebuah organisasi, CIO umum bertanggung jawab untuk proses dan praktik yang mendukung arus informasi, sedangkan CTO umum bertanggung jawab untuk infrastruktur teknologi.

  Pentingnya teknologi memperkuat peran CIO dalam perusahaan. Para CIO diharapkan dapat mendapatkan data dan insight dengan memanfaatkan teknologi sehingga bisa memberi sumbangsih pada pengembangan bisnis perusahaan. Dengan tuntutan ini, CIO menjadi sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil dalam sebuah perusahaan.
Seiring perubahan yang terjadi pada posisi CIO, maka ada perubahan peran juga dalam pekerjaannya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah pada penyederhanaan. Lebih dari 80 persen CIO (86 persen ASEAN dan 94 persen global) mengatakan bahwa mereka berencana untuk menyederhanan proses internal. Hal lainnya, para CIO juga berusaha mendekatkan diri dengan pelanggan.
Penelitian IBM mendeskripsikan 4 macam mandat CIO yakni memanfaatkan, memperluas, mentransformasikan dan mempelopori. Di tingkat ASEAN, mandat memperluas adalah yang dominan di sebanyak 10 dari 18 industri. CIO dengan mandat memperluas yang berferforma tinggi memandang pentingnya komunikasi dan kolaborasi internal serta integrasi bisnis dan teknologi.
Sementara itu, mandat memanfaatkan di ASEAN dijumpai di lembaga pemerintahan, otomotif dan produk konsumer. Mandat mentransformasikan banyak dijumpai di lembaga keuangan ASEAN. Mandat mempelopori di ASEAN umumnya dijumpai pada industri pasar uang, kesehatan serta telekomunikasi.

Gambar 4 : gambar CIO
Menurut Price Waterhouse Coopers2) tentang peran CIO pada tahun 1990-an, hubungan CIO dengan teknologi adalah sebesar 76%, sedangkang tahun 2000-an menjadi 20% dan bahkan berubah menjadi mitra strategis CEO dalam memberi dukungan solusi strategis organisasi.
Survei global IBM yang melibatkan lebih dari 170 CIO perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia lewat suatu survey yang berjudul IBM CIO Leadership Forum Survey menunjukkan bahwa :
Kurang lebih sekitar 84% CIO percaya bahwa TI secara signifikan akan mengubah industri
Kurang lebih 16% dari CIO yang mengakui bahwa perusahaan mereka sudah sepenuhnya memanfaatkan TI.
Dalam studi IBM yang lain, IBM Global CEO Study, telah dilakukan riset komprehensif terhadap 750 Chief Executive Officers (CEO) dengan hasil :
- 80% di antara CEO memandang Integrasi bisnis dan teknologi sebagai hal yang sangat penting.
- 45% dari para CEO dari angka di atas sudah mengintegrasikan kedua unsur tersebut secara luas di dalam perusahaan mereka.
Menurut para CEO yang telah mengintegrasikan bisnis dan teknologi, mengatakan bahwa perusahaan mereka telah mengalami peningkatan pendapatan 3 kali lipat lebih sering dari perusahaan-perusahaan yang kurang terintegrasi. Kelompok CEO ini juga mengaku dapat meraih pendapatan 5% lebih cepat dari pesaing-pesaingnya
Menurut Julianto Sudarto, Country Managing Director Accenture, penelitian terhadap CIO atau CTO tentang peran mereka dalam pengembangan teknologi informasi (TI), termasuk urusan belanja dan pengelolaannya menunjukkan 60% dari mereka telah diberi tanggung jawab menentukan kepentingan bisnis perusahaan.
Lembaga Riset Accenture telah melakukan penelitian terhadap 48 CIO dan CTO di Malaysia, Singapura dan Indonesia – yang merupakan bagian dari penelitian global Accenture terhadap 500 CIO dari perusahaan publik maupun swasta di 22 negara.
Menurut Julianto Sudarto, Country Managing Director Accenture, hasil penelitian terhadap CIO atau CTO tentang peran mereka dalam pengembangan teknologi informasi (TI), termasuk urusan belanja dan pengelolaannya menunjukkan :
· 60% dari mereka telah diberi tanggung jawab menentukan kepentingan bisnis perusahaan.
Belanja TI di Indonesia mayoritas ditentukan divisi TI (50%), Singapura 12% dan Malaysia 27%. Sementara itu, arahan kantor pusat hanya 21% — ini pun bila ada penyelarasan program yang bersifat global.
Untuk perubahan infrastruktur yang dominan dan alih daya infrastruktur, CIO di Singapura lebih berperan ketimbang CEO-nya (masing-masing 94%), sementara di Malaysia 80% dan Indonesia Hanya 77% dan 71%.
Untuk keputusan aplikasi (upgrade, perubahan atau alih daya), Persentase keterlibatan CIO Indonesia berkisar 31%-57%, sedangkan di Singapura 50%-94%.
Hasil survei Lynda Applegate, Profesor di Harvard Business School tentang aktivitas kerja yang dilakukan seorang CIO dalam bekerja, menunjukkan bahwa kegiatan utama CIO adalah Strategi perusahaan, SDM dan Operasi. Hasil survei tersebut adalah sebagai berikut :
Bila dilihat pada gambar 1-Aktifitas CIO, faktor teknis TI hanya 19% dari total 100%. Hal ini menunjukkan faktor teknis tidak memberikan kontribusi yang sangat berarti, karena faktor strategi (27%), SDM (17%), Operasi (13%) dan sebagainya justru lebih diutamakan. Dari hasil survei di atas dapat terlihat alasan utama mengapa CEO cenderung menyukai CIO berlatar belakang non TI. CEO akan lebih mudah berkomunikasi dengan CIO yang bersifat “business managers” daripada “technical managers”. Sehingga, pengetahuan bisnis dan manajemen yang memadailah yang lebih diperlukan dalam kriteria pemilihan CIO.
Kasus fraud yang menimpa Enron, WorldCom, Philadelphia, Tyco menyadarkan kalangan bisnis di AS tentang pentingnya IT Governance. Bahkan dibuatlah the Sarbanes-Oxley Act di tahun 2002 untuk mengembalikan keyakinan para stakeholder. SOA mewajibkan eksekutif perusahaan menyatakan pertanggung-jawaban mereka dalam membangun, mengevaluasi dan memonitor keefektifan sistem pengendalian intern dimana fungsi IT menjadi sangat krusial untuk memenuhi persyaratan tersebut. Akibat dari SOA tersebut :
- Belanja IT di seluruh dunia naik dengan pertumbuhan 5% atau US$916 milyar di tahun 2004 (IDC, 2005), Lebih dari US$ 3,1 triliun pada 2006 dan diperkirakan meningkat di tahun 2007.
- Khusus belanja IT di Asia Pasifik, ternyata pembelanjaan TI (11%/tahun) melampaui kawasan lain di dunia.
- India dan Cina berada di jajaran terdepan dari pembelanjaan ini (tumbuh 40% dan 20% per tahun).
- Kawasan Asia Tenggara tumbuh dua digit.
Kasus Enron tersebut diatasi dengan IT Governance, salah satunya dengan GCG – Good Corporate Governance. GCG dapat mengatasi teori keagenan di dalam bisnis dengan cara penggunaan perangkat-perangkat IT.Teori keagenan di dasarkan pada 3 asumsi yaitu :
Asumsi sifat manusia , Asumsi keorganisasian dan Asumsi informasi.
Asumsi Informsai menekankan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang dapat diperjual belikan. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan membanjirnya informasi, maka kegiatan bisnis menjadi semakin kompleks. Hal ini disebabkan semakin dekatnya “jarak” antara pelaku bisnis, boleh dikata dalam hitungan detik para pelaku bisnis dapat saling berhubungan dalam bentuk apapun. Ada 3 faktor utama yang menyebabkan perubahan-perubahan mendasar pada kegiatan ekonomi :
Teknologi
Kemajuan-kemajuan Hardware di dunia komputer, di dunia telekomunikasi, dan trend bergabungnya teknologi-teknologi tersebut dan teknologi lainnya dengan tujuan menyediakan Layanan Universal, Personal dan dengan kemampuan mobilitas. “ Kapan pun, di mananpun, layanan apapun”. Hal ini tidak lepas dari teori keagenan di atas.
Pasar. Akibat dari kemajuan teknologi, terjadi juga perubahan-perubahan di sisi Market. Perubahan dari Kekuatan kustomer yang ingin Layanan apapun, Kapan pun, dan di manapun membawa perubahan pula di sisi Vendor. Munculnya real time operation, JIT, TQM, CRM semuanya tidak lepas dari persaingan vendor untuk menyediakan Layanan bagi kustomer. Bakan vendor bisa jadi harus merubah strategi perusahaannya, proses bisnis dan manajemennya.
Regulasi. Perubahan teknologi dan pasar, membuat pemerintah perlu membuat aturan-aturan baru. Perubahan teknologi yang menyebabkan perubahan perilaku bisnis, harus di atur dengan aturan-aturan baru. Dampak langsung yang timbul dari sebab-sebab di atas dapat kita rasakan secara langsung, antara lain :
Interaksi yang intens dengan vendor dan konsumer
Perubahan Managemen dan Teknologi
Perubahan Atitude para eksekutif dan stakeholder
Peran CIO
Disinilah CIO dituntut perannya. CIO harus bisa membuat suatu perusahaan mendapat profit margin yang besar akibat adanya perubaha-perubahan teknologi, pasar dan regulasi yang membawa dampak perubahan perilaku bisnis.
Menurut Indra Utoyo, Direktur Teknologi Informasi/CIO PT Telkom Tbk, CIO memiliki peran dalam mengeliminasi kompleksitas dengan memilih teknologi yang bisa mendukung sasaran kegiatan bisnis. Dan hal itu dimulai dari praktek-praktek manajemen, bukan dari teknologinya.
Menurut Presiden Direktur IBM Indonesia Betti Alisjahbana, peran CIO sekarang adalah menjadi TI pemberdaya dan katalis inovasi. Tujuannya adalah untuk menentukan arah bisnis strategis dan menawarkan ide-ide baru serta menyejajarkan TI sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat bisnis. Jadi, peran CIO berubah dari business support menjadi business enabler3)
Tugas CIO :
Munculnya tugas dan wewenang CIO di bidang strategis dan semakin meningkatnya peran tersebut. CIO harus mengenali pengaruh TIK terhadap organisasi, menentukan arah / strategi TIK yang menjamin adanya keselarasan antara strategi bisnis dan strategi TIK
Antisipasi perubahan teknologi, market dan regulasi.
Kemampuan mengenali perkembangan, potensi teknologi dan bisnis TIK dalam konteks pemanfaatan peluang bagi organisasi dan transformasi organisasi dan perlu menekankan kepada pelaku organisasi tentang pentingnya era web-based services dibandingkan kemajuan teknologinya sendiri
CIO bertugas mengorganisasikan dan melindungi asset-aset TI perusahaan
Menentukan dan menjamin tatakelola TIK yang benar dan baik dalam organisasi sehingga dinamika organisasi selalu menuju pada tujuannya.
CIO bertugas sebagai visioner yang memimpin dan mengendalikan strategi perusahaaan.
Merumuskan visi dan misi; menterjemahkannya menjadi tujuan organisasi; kemudian menjalankan dan memimpin organisasi TIK untuk mencapai hasil-hasil sesuai visi, misi dan tujuan organisasi
CIO menjadi leader dalam pengukuran dan pengembangan new computing.
Mendemonstrasikan dan melakukan pengukuran nilai dari TIK, secara proaktif mengatur performansi berdasarkan hasil yang didapatkan.
CIO bertugas untuk menjembatani Gagap teknologi
Mendistribusikan teknik baru hasil pengembangan, alat dan pendekatan yang dilakukan
Persyaratan CIO
Untuk menjadi CIO, orang harus memenuhi persyaratan CIO, antara lain:
Figur CIO adalah yang memiliki kemampuan bisnis
Kebutuhan perusahaan terhadap figur CIO mengalami pergeseran. Rata-rata figur CIO yang dicari adalah yang memenuhi persyaratan dan kompetensi yang lebih tinggi, serta memenuhi kriteria business people, bukan techno people. Bahkan banyak perusahaan saat ini yang mencari CIO yang memiliki latar belakang keuangan. Oleh karena itu CIO harus mempunyai kompetensi
kepemimpinan bisnis seperti negosiasi, hubungan dengan pelanggan, kontrak,
kemampuan tentang manajemen perubahan karena perubahan yang cepat di bidang teknologi, market dan regulasi.
Mempunyai kemampuan komunikasi yang baik.
Pada ummumnya Profesional TI suka akan informasi terbaru dari teknologi terbaru. Sehingga lebih banyak berinteraksi dengan mesin daripada dengan manusia lain. Atau biasa disebut “technologist” yang pendiam dan tertutup dalam hubungan sosial tetapi cenderung kompleks, detil dan komplit saat bicara tentang bidang yang memang disukainya.
Berbeda dengan pola komunikasi seorang “businessman” yang lebih generalis dan menyukai solusi yang sederhana, sering bermetafora dalam negosiasi dan lobi.
Pengetahuan manajemen yang bagus
CIO juga harus “mengerti” seluk beluk bisnis dan manajemen, mengerti arti investasi dan menerjemahkannya dalam bentuk hitungan finansial bisnis (misalnya ROI, Cashflow, NPV), dapat menjalankan fungsi manajemen lintas departemen, dan menciptakan value bagi peningkatan revenue perusahaan melalui TI dengan strategi bisnis yang tepat. Dengan demikian CIO harus memiliki kompetensi di bidang manajemen teknologi informasi, perencanaan strategis teknologi informasi, manajemen proyek teknologi informasi
MempunyaiSoft-skills dan Hard-skill yang bagus
CIO harus mempunyai kompetensi di bidang teknis yaitu kompetensi penguasaan teknologi informasi. Sepuluh hal-hal dasar yang diinginkan dari seorang CIO di Indonesia adalah kemampuan soft-skill dan hard-skill.
· Soft skill :
Kemauan belajar hal baru, Jujur, Kreatif/inovatif, Bahasa Inggris, Disiplin, Kemampuan analisis, Kemampuan bekerja dalam tim, Ketrampilan interpersonal, Komunikasi lisan, Problem solving skills
· Hard-skills
Keamanan jaringan (networking security), Algoritma, Perancangan basisdata, Struktur data, Administrasi jaringan, Ketrampilan terkait dengan hardware, Metode pengembangan system informasi, Object oriented analysis/ design/ programming, SQL, TCP/IP
Problematika yang dihadapi CIO
Dalam pekerjaanny, seorang CIO akan menghadapi banyak masalah. Masalah-maslah yang sering dihadapi8) antara lain :
Rank Issue
1 IT and Business Aligment
2 Attracting, developing, retaining IT Professional
3 Security and Privay
4 IT Strategic Planning
5 Speed and Agility
6 Government Regulation
7 Complexity reduction
8 Measuring the performance of the IT Organization
9 Creating an information Architecture
10 IT Governance
Peranan CIO di PT.xxx
Berdasarkan 3 kelompok perubahan yaitu teknologi, market dan regulasi, maka CIO-nya dituntut untuk :
Menguasi kemajuan di bidang teknologi.
Perubahan yang sangat cepat di bidang teknologi dengan munculnya teknologi-teknologi seperti GPRS, CDMA-200, cdma-2000 EV-DO, 3G, WiMax, dll sangat perlu di antisipasi dan katalog-kan. Saat ini bisnis yang diterjuni adalah :
Teknolgi Akses Radio GSM, 2.5G, 3G dan 3,5G
Teknologi Akses Radio cdma2000, cdma2000 EV-DV dan cdma 2000 EV-DO
Teknologi Akses OAN, MS-OAN
Teknologi Transport SDH Optik, NGN SDH
Teknologi Transport SDH dan PDH Radio
Teknologi Next Generation Network
Teknologi Civil, Mechanical, Electrical seperti Tower, Shelter dan Gedung, Genset
Teknologi Akses berbasis IP Pre-Wimax, Wimax
Menguasai pemahamam tentang Market
Perubahan teknologi dan kemajuan industri menyebabkan globlasisasi sehingga terbuka peluang bagi vendor-vendor di luar masuk ke Indonesia beserta teknologinya. Hal ini memang tidak bisa dibendung. Sehingga perusahaan harus mengubah strategi-nya.
Salah satu contoh perubahan strategi ini sudah dialami oleh perusahaan telekomunikasi asal Amerika, yaitu Motorola. Motorola melakukan produksi di China agar memperoleh harga produk yang murah dan dekat dengan pasar Asia.
Sebagai contoh persaingan adalah :
· Produk dari China ZTE untuk CDMA, OAN, MS-OAN dan Aksesories
· Produk dari China Huawei untuk CDMA, OAN, MS-OAN dan Aksesories
· Produk dari Taiwan Repeater seperti Comba
· Produk dari Korea untuk CDMA, Transmisi dan Aksesories
· Produk-produk dari Eropa Untuk GSM seperti Nokia, Siemen, Ericsson, Motorola
Perubahan Strategi ini harus di dukung dengan informasi-informasi bisnis dan juga teknologi yang tepat. Selain munculnya producen-produsen dari asia, munculnya operator-operator baru memunculkan pula pola bisnis baru. Operador Baru dengan dana yang tidak terlalu besar, harus bersaing dengan operador-operator lama yang sudah melampui Break Event Point. Dengan coverage yang sangat luas tentunya dibutuhkan dana yang sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, maka muncul pola baru :
- Pola Build, Operate and Transfer ( BOT )
- Pola Build, Operate – Leased ( BOL )
- Pola Sharing Infrastruktur
Menguasai pengetahuan tentang Regulasi
Munculnya perubahan teknologi menjadikan munculnya aturan-aturan baru.
· Kewajiban bagi operator untuk menyediakan Layanan Universal USO
· Seperti aturan frekuensi 3 G dan telah dilakukannya lelang frekuensi 3 G,
· frekuensi WiMAx yang belum ditentukan,
· aturan VoIp, Multimedia dan mungkin juga aturan tentang Unified License.
Disinilah PT.xxx dituntut untuk memperjuangkan kepentingannya di bidang regulasi. Dengan mencermati perkembangan-perkembangan teknologi, market dan regulasi, maka CIO dituntut untuk mengikuti perubahan dengan memperhatikan kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan saat ini adalah :
Strategi
Menjadi penyedia jasa bagi pelanggan. Saat ini PT.xxx menjadi penyedia jasa di operator-operator telekomunikasi seperti TELKOM, INDOSAT GROUP, TELKOMSEL, MOBILE 8, XL, ESIA. Di bidang teknologi, xxx tidak mempunyai core produk. Strategi bisnis yang sudah berhasil dilakukan selama ini adalah sebagai main kontraktor dengan pembiayaan sendiri atau dengan pola Konsorsium. Di bidang regulasi, xxx tidak dapat mempengaruhi regulasi.
Dengan perubahan-perubahan tersebut maka seorang CIO bertugas untuk membantu :
Menyediakan infrastruktur untuk Decision Making
Koordinasi dengan berbagai divisi bisnis untuk melakukan pemilihan partner, produk, dan pelanggan Arsitektur IT. Seorang CIO harus bisa memotret keadaan IT di perusahaan dan kemudian melakukan analisa apakah sistem informasi tersebut sudah efektif. Pada umumnya sistem yang digunakan adalah de-sentralisasi di berbagai Divisi, bahkan seperti PT.xxx tidak mempunyai Divisi khusus yang menangani IT. Sehingga jika terjadi gangguan, tidak ada kejelasan tanggung jawab. Biasanya di departemen-departemen tersedia aplikasi-aplikasi yang berbeda. Demikian juga data-data. Data-data lebih banyak tersimpan di pengguna, sehingga tidak ada sharing data. Masing-masing divisi mempunyai kebijakan-kebijakan sendiri. Produk kadang-kadang ditangani oleh banyak divisi sehingga terjadi double investasi, double SDM dan terjadi perbedaan-perbedaan harga untuk produk yang sama..














BAB IV
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Sistem informasi adalah suatu sistem yang terintegrasi secara professional untuk menjadi dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan serta membantu kegiatan operasional perusahaan. Dengan adanya sistem informasi juga proses bisnis serta penyampaian komunikasi antar karyawan satu dengan yang lainnya bisa berjalan lancar. informasi yang terdapat di perusahaan menjadi batasan waktu dalam pencapaian kesuksesan, sehingga apabila penyampaian informasi dilakukan secara lambat maka akan mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan yang efektif dan efisien. Pada kasus ini, maka yang menjadi tempat studi kasus adalah PT. Telkom Cabang Bogor.
Peranan sistem informasi secara keseluruhan pada PT. Telkom terbagi menjadi kedalam dua bagian sistem informasi penting, yaitu OSS atau Operations Support Systems dan MSS atau Management Support Systems. Pada OSS terdapat empat pendukung sistem lainnya, yaitu TPS, sebagai sistem informasi lintas fungsi yang memproses data dari transaksi bisnis. Pada PT. Telkom, TPS digunakan sebagai pengumpul data pelanggan dan output nya digunakan oleh CRM. Selain itu, ada ECS, sebagai media komunikasi utama yang diposisikan sebagai wahana kolaborasi dan sharing informasi dan knowledge baik antara pimpinan dengan staff, antara manajemen dengan karyawan dan antar karyawan. Kemudian ada SPS atau Specialized Processing System dan PCS atau Process Control System.
Pada bagian MSS atau Management Support Systems terdapat empat pendukung sistem lainnya, yaitu MIS Untuk memfasilitasi proses kerja seluruh karyawan, Telkom membangun infrastruktur komunikasi yang terintegrasi untuk mempermudah koordinasi kebijakan dan sosialisasi strategi bisnis Perusahaan antara pembuat kebijakan, pengelola SDM dan karyawan. Yang kedua ada DSS, sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis untuk pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan kriteria dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di dalam hal ini PT TELKOM membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan untuk mempermudah PT. Telkom dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di lapangan. Kemudian ada SPS, yang bisa disebut dengan pengelolaan pengetahuan di perusahaan yang juga difokuskan untuk menciptakan nilai bisnis yang bisa menghasilkan keunggulan kompetitif yang brekesinmabungan dengan mengoptimalkan proses penciptaan, berbagi, dan pemanfaatan pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan. Serta pendukung keempat adalah EIS.
Pengembangan Human Resource pada PT. Telkom diakitkan dengan beberapa sistem informasi yang telah disebutkan sebelumnya. Ketika sumber daya dalam perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi yang ada didalamnya dengan sebaik-baiknya, maka penyampaian informasi yang terstruktur, terkait tujuan perusahaan, bisa meningkatkan efektifitas sehingga manajer bisa percaya dan tepat waktu untuk mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan operasional bisnisnya.







DAFTAR PUSTAKA
3. http://www.warta-ekonomi.com, Rabu- 24 Oktober 2007
4. http://www.warta-ekonomi.com, Majalah Warta Ekonomi No. 22,
5. http://www.detik.com, detikINET, Senin-30 Juli 2007.)
6. Lynda Applegate, Profesor di Harvard Business School
9. Peran CIO Indonesia dalam Investasi TI, Julianto Sidarto, Senin-04 Juni 2007, Majalah SWA,
10. IT for Management 6th, Turban –Leidner, 2007, John Wiley & Sons Inc.
11. [Anonim]. (2014). “Telkom Indonesia”. [Internet]. [diunduh 2014 Maret 07]. Tersedia pada: www.telkom.co.id
12. Imbar RV, Handayani R. 2008. Analisis pemodelan sistem informasi Telokom Speedy menggunakan Zachman framework.Jurnal Sistem Informasi (3).No2.
O’Brien, James A. 2004. Management Information System : Managing Information Technology in the Business Enterprise. Sixth Edition. Mc. Graw-Hill. New York, USA.
13. O’Brien, J. A., Marakas, G. M. (2005). Management Information System.8th Edition. Mc-Graw-Hill Companies, Inc. New York.
14.Sumardi.2013. “Human resoure management atau human capital management”. [Internet]. [diunduh 2014 Maret07]. Tersedia pada:http.wongsosumardi.blogspot.com/2013/12/human-resources-management-atau-human.html.
15. Sprague, Ralph H and Watson, Hugh J., 1993, Decision Support System, Putting Theory into Practice, Prentice Hall, Inc. 3rd –ed.
16. Webopedia. 2014. Enterprise Collaboration System. [serial online].
17.http://www.webopedia.com/TERM/E/Enterprise_Collaboration_Systems_ECS.html. Diaksespadatanggal 3 Maret 2014